Hetifah: Kebijakan PJJ Tidak Bisa Disamaratakan

29-07-2020 / KOMISI X
Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian. Foto : Jaka/Man

 

Tidak semua guru melek teknologi. Tidak semua murid memiliki handphone, tidak semua orang tua mampu mendampingi dan tidak semua tempat memiliki koneksi internet memadai. Ini semua harus dipertimbangkan dalam pembuatan kebijakan. Demikian diungkapkan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian saat menjadi salah satu pembicara dalam diskusi yang bertema 'Tantangan dan Kebijakan Dunia Pendidikan Pada Era New Normal', Selasa (28/7/2020).

 

Hetifah mengatakan, pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) tak bisa dipukul rata ke semua daerah. Karena itu, ia mendorong implementasi PJJ agar dievaluasi. "Satu strategi tidak bisa dipakai untuk semua daerah dan untuk semua sekolah bahkan untuk setiap anak, karena Indonesia sangat beragam," katanya.

 

Hetifah mengakui mendapati banyak keluhan dari para siswa, orang tua, maupun para tenaga pendidik. Kebanyakan keluhan muncul dari daerah-daerah terpencil atau tertinggal yang memiliki keterbatasan teknologi dan fasilitas untuk menunjang pembelajaran daring. "Kemendikbud harus ada data dan evaluasi. Kemendikbud harus menyampaikan data mengenai peta perkembangan hasil evaluasi PJJ yang sudah berlangsung," lanjutnya.

 

Di samping itu, kompetensi guru yang berbeda-beda harus menjadi perhatian. Pasalnya, masih banyak guru yang belum menguasai teknologi untuk memberikan pembelajaran jarak jauh."Tidak semua guru melek teknologi. Keterbatasan SDM harus jadi perhatian dalam membuat kebijakan," katanya. 

 

Sebagian sekolah di daerah memang sudah ada yang menyiapkan pembelajaran tatap muka dengan prosedur yang tegas, namun ia menegaskan, ada atau tidak pandemi Covid-19, Kemendikbud harus tetap mengevaluasi seluruh kebijakan. "Ada atau tidak ada pandemi anak kita harus tetap belajar," tegas Hetifah. 

 

Politikus Fraksi Partai Golkar ini pun kembali mendorong agar Kemendikbud segera memetakan kebutuhan dari seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Survei yang belakangan dilakukan Kemendikbud dinilainya tidak cukup untuk menjadi solusi dan pijakan dalam pengeluaran kebijakan. "Kemendikbud harus memiliki data mapping menyeluruh sehingga tiap sekolah bisa menjawab berapa siswa di sekolah itu yang belum memiliki akses internet di rumahnya atau tidak memiliki gawai," pungkasnya. (rnm/es)

BERITA TERKAIT
Fikri Faqih Dorong Pendidikan Agama Jadi Pilar Integral dalam Revisi UU Sisdiknas
21-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, menegaskan pentingnya pendidikan agama sebagai bagian tak terpisahkan dalam...
Revisi UU Hak Cipta Rampung, Royalti Musik Lebih Transparan
21-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota DPR RI Komisi X Once Mekel menekankan pentingnya tindak lanjut nyata dari DPR dan pemerintah untuk...
Furtasan: Perlu Redesain Sekolah Rakyat agar Lebih Tepat Sasaran
20-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi X DPR RI menyoroti pelaksanaan program Sekolah Rakyat yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo...
Fikri Faqih Terima Aspirasi Forum Guru Honorer dan PPPK di Jateng, Berharap Solusi Atas Persoalan Kepegawaian
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keresahan tengah dirasakan ratusan guru honorer dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Jawa Tengah. Persoalan...